Saturday, July 5, 2025

Ode


Di taman-taman Adonis, Lydia, aku suka
Sebagian besar dari seluruh mawar-mawar yang diburu
            Tepat pada hari mereka lahir,
            Tepat pada hari itu, juga harus mati.
Abadi, bagi mereka, cahaya hari:
Mereka lahir ketika matahari sudah tinggi
             Dan mati di depan arus Apollo
             Di seberang langit yang terlihat berlari
Juga kita, dari hidup kita, mesti berhasil suatu hari:
Kita tak pernah tahu, Lydiaku, tidak juga ingin
              Tahu tentang malam sebelum dan atau sesudah
               Yang sebentar ketika kita mungkin bertahan.
2.
Untuk jadi besar, menjadi keseluruhan: tak ada yang
              Harus engkau lebih-lebihkan atau tiadakan.
Dalam setiap hal, jadilah semuanya. Berikan semua dirimu
               Setidaknya engkau pernah berbuat.
Bulan seluruh, karena ia menunggang begitu tingginya,
                Terbayang di setiap kolam.
Odes (Poetry Foundation-1955)
Fernando Pessoa (1888-1935)

Friday, July 4, 2025

tak cukup idiom tentang bintang-bintang


kukira salah satu yang bagus bisa seperti ini:
langit cukup kecil tanpa kita
mengganggunya demi bintang-bintang. atau, terkait itu:
satu bintang yang bagus sulit untuk ditemukan. atau entah bagaimana
di bawah kulit sebiji jeruk engkau akan mendesiri langit. atau: betelgeuse
adalah sebuah jalan neraka untuk menghabiskan malam. atau
sebuah gugus bintang yang lebih baik ketimbang satu tidur buruk lagi.
engkau tidak bisa bermimpi dengan mulutmu
terbuka dan menangkap cahaya bintang yang tepat.
jika engkau merentang di atas ranjang engkau akan menemukan cahayanya
tetap melintasi tanganmu seperti losion.
jika aku melebih-lebihkan, dan meminta perhatian tidak untuk apa-apa,
itu karena aku terlambat, aku telah menjadi
sebuah bintang keras yang keluar fokus. untuk membuat bencana, untuk berada
di antara para bintang, adalah untuk mengutuk seorang musuh dengan tinta tergelap.
bayangkan galaksi sebagai dongeng susu yang tumpah. gambar
menginginkan air jeruk. aku menduga beberapa hal-hal ini
adalah lebih ke idiom-idiom ruang angkasa. memalukan bahwa kapanpun dalam setahun, apapun yang engkau rasakan, langit malam tetaplah sama. atau apa yang kumaksudkan adalah aku tidak pernah benar-benar tahu soal musim, tetapi ya, aku memimpikan dia.
there aren’t enough idioms about the stars (Poets.org–July 4th 2025)
Keith S Wilson

Saturday, June 28, 2025

Setiap Pagi


Aku baca koran,
Kubuka lipatannya dan menelitinya dengan cahaya matahari
Cara mortir-mortir merah, dalam foto-foto,
melengkung menuju pemukiman-pemukiman
seperti bintang-bintang, cara kematian
menyisir semua hal ke dalam puing abu-abu sebelum
kamera bergerak. Bagian
mana pada kegelapan jiwaku
bergetar: engkau tak ingin tahu lebih banyak lagi
soal ini. Dan kemudian: engkau tak tahu apapun
kecuali kau melakukannya. Bagaimana orang-orang tidur
bangun dan berlari ke gudang bawah tanah,
bagaimana anak-anak menjerit, lidah-lidah mereka
berusaha untuk berenang menjauh–
bagaimana sang pagi muncul
seperti sekuntum mawar putih yang pelan
ketika jumlah memanjati ambang batas yang menggelembung.
bergerak di antara mobil-mobil yang dihantam, jalan-jalan
di mana ambulans-ambulans berdentang tak akan
berhenti sepanjang hari, kematian seperti sebuah kebiasaan–
bagaimana terkadang kamera jeda ketika satu keluarga
menghitung, dan semua dari mereka hidup,
mulut kering mereka adalah gua tanpa kata-kata
dalam bulan-bulan belepotan di wajah-wajah mereka,
sebuah kegilaan yang sejauh ini kita tidak punya nama untuknya–
semua ini aku baca di koran,
dalam cahaya matahari,
aku membaca dengan mataku yang dingin, tajam.
Every Morning (Poetry–1986)
Mary Oliver (1935-2019)

Thursday, June 26, 2025

Soneta Warga Amerika Karolina Selatan untuk Hari Kemerdekaan

Rasa nyaman bau babi asap di pagi hari sebagian besar membakar lemak dan garam, tetapi rasanya manis sebagai bagian babi yang menyimpan jiwa. “Jika engkau tak memberkatinya, ia mungkin membuatmu tersedak,” demikian sepertinya yang hendak dikatakan Ma di depan piring. Definisiku tentang keluarga termasuk di dalamnya rasa tahu kerabat dan berpikir bahwa mereka semua tahu tentangmu, tetapi hanya membicarakan hal-hal ini dengan anggota keluarga ketika engkau tak ada di ruangan. Terakhir kali aku pulang, sepupuku menawariku daging cincang, sisa tumbukan babi sebelum perang, mendidih, utuh-liver dan paru-paru, otak ke moncong dan tengkorak-tertutup saus panas & dihidangkan di atas setumpuk nasi instan. Aku bilang, “Wah tidak,” tetapi kubiarkan sedikit menyentuh lidahku demi sopan-santun, sebelum bilang “Wah tidak” dua kali.

South Carolinian American Sonnet for Independence Day (The New Yorker-June 23th 2025.

Terence Hayes (1971- )

Wednesday, June 25, 2025

Perdamaian Alam Bebas

Bukan perdamaian gencatan senjata,
bahkan bukan penglihatan serigala dan domba
tetapi lebih kepada
sebagaimana di dalam hati ketika selesai gembira
dan engkau hanya bisa bicara tentang satu kelelahan besar.
Aku tahu bahwa aku tahu caranya membunuh,
yang membuatku menjadi seorang dewasa.
Dan anak lelakiku bermain dengan senapan mainan yang tahu
cara untuk membuka dan menutup matanya dan mengucapkan Mama.
Sebuah perdamaian
tanpa keributan besar memukulkan pedang-pedang ke mata bajak,
tanpa kata-kata, tanpa
gedebuk stempel karet yang berat: biarkanlah terjadi
ringan, mengapung, seperti busa putih yang malas–
siapa bicara soal menyembuhkan?
(Dan lolongan yatim piatu diteruskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya: seperti dalam pacuan estafet:
tongkat tak pernah jatuh.)

Biarkan ia datang
seperti bunga-bunga liar,
secara tiba-tiba, karena ladang
harus memilikinya: perdamaian alam bebas.

Wild Peace (1971–diterjemahkan dari Ibrani dengan judul Shalom Bar ke Inggris oleh Channa Bloch & Stephen Mitchell terbitan 1996).
Yehuda Amichai (1924–2000)

Friday, June 20, 2025

Kisah tentang Pertandingan antara Orang Yunani dan Orang China dalam Seni Lukis dan Potret

Suatu kali orang-orang China berkata, ‘di seni kami adalah yang terbaik!’
            Orang-orang Yunani berkata, ‘Dengan bakat lebih besar kami diberkati!’
Sang Sultan berkata, ‘Aku akan menyiapkan sebuah ujian bagimu
            Untuk melihat mana dari klaimmu yang sungguh benar.’
Mereka bersiap melukis sisi dalam sebuah ruang,
            Dalam pengetahuan orang Yunani memang jauh lebih superior.
‘Ayo, tunjukkan kami sebuah ruang,’ kata orang China,
           ‘Dan berikan orang Yunani satu ruang yang mirip, kami mohon.’

Mereka mendapatkan ruangan bersebelahan yang berbentuk sepasang,
            Setengah untuk masing-masing kelompok, maka demikian sangat adil;
Kemudian orang China meminta banyak cat,
            Sang raja memberikannya, murah hati seperti seorang orang suci:
Setiap subuh orang-orang dari gudangnya akan membawakan
            Lebih banyak cat untuk mereka sebagai hadiah dari raja yang murah hati ini,
Orang Yunani berkata, ‘lukisan penuh warna tidak akan membuktikan
            Keberhasilan–warna adalah apa yang harus kita singkirkan!’
Mereka menutup ruang mereka, memoles setiap dinding
            Bersih seperti surga-surga di atas kita semua;

Warna pada ketiadaanwarna bisa mengubah sangat cepat,
            Warna adalah seberkas awan, ketiadawarnaan bulan;
Jika dalam kabut beberapa pancaran harus muncul,
            Itu berasal dari matahari dan bulan yang disinarinya.
Ketika orang China merasa karya mereka sudah selesai
            Mereka menabuh genderang mereka untuk merayakan pencapaian itu,
Sang raja datang dan melihat lukisan-lukisan itu di sana
            Yang memesonakannya, karena keindahannya sangat langka;
Kemudian dia pergi ke orang-orang Yunani, yang dengan cepat mengangkat
            Layar di depan dan membuatnya semakin kagum:

Gambar di karya itu sangat bagus
            Membias di dinding yang membuat mereka bersinar–
Apapun yang ia lihat di sana menyinari setiap dinding
            Dari rongga mulai mata mereka berjatuhan!
Orang Yunani jelas membela para Sufi:
             Tanpa teknik-teknik dari buku-buku teori,
Mereka telah membersihkan dada mereka dengan baik yang membuat mereka bersinar terang
              Jauh dari semua kekikiran, hasrat, dan kedengkian.
Hati adalah sebuah cermin dengan semacam kemurnian
               Ia bisa membiaskan bentuk-bentuk dari keabadian:

Semacam gambar yang murni, tak terikat, tak seperti karya seni,
               Bersinar melalui tangan Musa dari hatinya;
Bahkan surga pun tak mampu menampung bentuk-bentuk ini               
               Bukan takhta, bukan lautan, bukan pula dataran terbuka,
Karena mereka semua diberi angka dan dibatasi,
               Sementara para hati adalah satu dan mereka tak terbatas–
Otak jatuh dengan hening di sini atau tersesat:
               Hati bersama Tuhan, atau adalah Tuhan dalam beberapa hal.
Tak ada bentuk yang membias bersinar selamanya
               Tetapi melalui hati, rumah ketakterbatasan,

Dengan setiap gambar yang bisa mencapai tempat ini
                Muncul tanpa tabir di seberang wajahnya.

Para pemoles melemparkan semua warna, maka mereka bisa
                Dengan setiap nafas melihat apa yang indah dan bagus:
Melampaui sekam pengetahuan yang bisa mereka lihat,
                Mereka mengangkat bendera kebenaran yang pasti,
Semua pikiran telah meninggalkan mereka, karena mereka telah melihat cahaya
                Kedalaman laut dan dada-dada mereka masih terlihat.
Tersebab kematian seluruh orang-orang lainnya berlari ketakutan,
                Mengolok-olok dan menertawakannya orang-orang ini berani

Untuk menaklukkan hati mereka tak ada harapan di neraka–
                 Permata tak disakiti, hanya cangkangnya belaka;
Melampaui tata bahasa, hukum, teologi,
                  Mereka telah memilih peniadaan diri, kemiskinan,
Ketika gambar-gambar dari surga menyinari bumi
                   Hati mereka menerimanya, dan mereka tahu mereka berharga;
Tempat mereka lebih mulia ketimbang Takhta Tuhan,
                   Kursi Kepastian Tuhan telah mereka ciptakan sendiri.

The Story About The Competition Between The Greeks and The Chinese in The Art of Painting and Potraiture (The Masnavi–translated from Persian to English by Jawid Mojaddedi 2004)
Jalaluddin Rumi (1207-1273)




 


           

Wednesday, June 18, 2025

Penghentian Terbaik

Apakah aku dulunya adalah seorang nabi atau sekretaris,
bahwa pada akhirnya pengalaman yang belum pernah kualami mungkin bisa diterapkan pada masalah-masalah akhir.
Sebagai lawan terhadap pertapaanku yang kurang penuh, yang tak pernah pengetahuanku harus menginspirasi sebuah algoritma tunggal, alami atau sebaliknya. Masih, aku tak mendengar akhir
dalam kepalaku. Apakah aku dulunya adalah sebuah balada
yang terlibat dalam sebuah teori pengurangan
yang dikembalikan, di dalam surga, seperti waktu, akhirnya tetap
hilang seperti cincin tungsten yang pernah kita pakai untuk mematahkan
kemajuan-kemajuan yang tak diinginkan. Tiga puluh tujuh persen waktu, aku tak mengajukan lamaran.
Meskipun surat-surat tetap bergulir masuk, berterimakasih padaku karena membagikan karyaku yang menjanjikan.
Karyaku ditatap selamanya di elevator yang tak bisa kunaiki–
karena, untuk semua angka yang menarasikan ketergantungan
penyeimbang-penyeimbang dan kabel-kabel sublim,
yang untuk berabad-abad secara lembut menyampaikan usaha
terbaik kita ke kantor-kantor pojok, aku tak pernah bisa merencanakan
kurva yang kupercayai…tak pula menelusuri janji parabolis pada apa yang bisa bertahan, berdiri
seperti sebuah gnomon dalam matahari yang hina, menghitung cara-cara, menodai tangga-tangga tak licin
dengan bayangan-bayangan berbentuk kaki, tak mampu dihentikan.

Optimal Stopping (The Nation , June 10th 2025)
Devon Walker-Figueroa

 

  

Friday, June 13, 2025

Aku tak Ingin Jadi Baik

Ada di sini dia sekarang

Jari-jari cepat, mata pakar
Dan ‘apa kabar’ yang itu-itu juga
Jijik adalah penyamarannya bodohnya
Dia ingin bersepatah kata denganmu

Masalahnya adalah di akhir
Mulutnya perlu berlatih
Hal terakhir yang kubutuhkan adalah seorang teman yang lain lagi
Aku tak ingin jadi baik

Aku tak ingin jadi baik
Aku kira menyumpah itu cerdas
Lebih baik mencari beberapa suara nasehat
Lebih baik melihat ke tempat lain

Wajahmu adalah sebuah kasus yang jelas
Engkau tak harus menunjukkannya
Ini bukanlah waktunya bukan pula tempatnya
Untuk menyelesaikan masalah-masalah ini

Apa yang kau lihat adalah apa yang kau dapatkan
Engkau hanya hidup dua kali
Seorang teman yang membutuhkan adalah seorang teman yang berutang
Aku tak ingin jadi baik

Tidak kita tak pernah bertemu sebelumnya
Aku sangat senang untuk bilang
Jauh dari orang asing yang sempurna
Aku ingin membiarkannya tetap seperti itu

Aku bukanlah psikoanalismu
Aku lebih suka bicara pada tikus
Engkau terlalu mudah menentang
Aku tak ingin jadi baik

Aku tak ingin jadi baik
Aku kira menyumpah itu cerdas
Lebih baik mencari beberapa suara nasehat
Lebih baik melihat ke tempat lain

Wajahmu adalah sebuah kasus yang jelas
Engkau tak harus menunjukkannya
Ini bukanlah waktunya bukan pula tempatnya
Untuk menyelesaikan masalah-masalah ini

Apa yang kau lihat adalah apa yang kau dapatkan
Engkau hanya hidup dua kali
Seorang teman yang membutuhkan adalah seorang teman yang dalam
Aku tak ingin jadi baik

I Don’t Want To Be Nice (Disguise in Love–1978)
John Clopper Clark (1949 - )

Saturday, June 7, 2025

Buatlah Audiobook Sebelum Buku Dibuat

Setiap pagi, berdiri di depan cermin berkabut
bicara pada bayanganmu. Buku puisimu
sedang dicetak di sana. Nafasmu membelok
ke dalam baris-baris puisi sebelum digandakan kembali
terpisah menjadi beberapa gema dan arah.

Puisi terpenting dan paling tak penting
menjadi ketika air dan cermin memisahkan engkau
ke dalam lapisan-lapisan. Ketika beberapa darinya berkabut
di pagi hari, beberapa jelas seperti kaca,
masa depan datang. Dengan demikian, puisi-puisi
mungkin merefleksikan sudut pandang kaca
yang akan engkau lewati sepanjang hari, seakan
sepasang kembar menghantui penglihatanmu ke sekeliling.
Engkau duduk merokok ketika yang tercinta melayang
menuju pancuran mandimu. Jendela terbuka,
sebuah setapak selalu di sana. Mendengar terasa nyata
dan nirnyata ketika engkau melihatnya seperti sebuah warna
yang tak dinamai oleh siapapun. Di luar, mesin-mesin
meruntuhkan gedung lama untuk membangun
gedung yang lebih baru. Sinar matahari memanjat di antara
tubuh-tubuh berpasangan dan tak berpasangan.
Cermin-cermin membiaskan puisi-puisi terbaik
yang melengkung sehingga membaca terasa
seperti menatap ke dalam lorong beriak.
Cermin-cermin cekung dan cembung membentuk
sampul luar buku melebih-lebihkan ekspresi,
membuat yang lain tampak merentang, tertindih,
dan berubah, mencermini kelenturan
puisi-puisi itu sendiri. Nada dan topik
terangkat seperti cahaya di atas air bergerak.
Hujan jatuh ke pancuran, meluncuri
satu tubuh ia tak bisa menutupi irama
sebuah lagu yang asing. Engkau nyaris bisa mendengar
di dalamnya: sebuah ratapan. Pintu tertutup.
Tak pernah tertutup sebelumnya.
Make the Audiobook Before The Book is Made (The New Yorker–May 19th 2025)
Terrance Hayes (1971-)
 

Perayaan Sang Kadal

Singa-singa di jalan dan berkeliaran
Anjing-anjing sedang birahi, mengamuk, berbusa
Seekor binatang buas terkurung di jantung sebuah kota
Tubuh ibunya
Membusuk di tanah musim panas.
Ia meninggalkan kota.
Ia pergi ke Selatan
Dan menyeberangi perbatasan
Meninggalkan kekacauan dan keberantakan
Di belakang sana
Di atas bahunya.
Suatu pagi ia terjaga di sebuah hotel hijau
Dengan suatu makhluk aneh mengerang di sampingnya.
Peluh mengalir dari kulitnya yang berkilauan.
Apakah semua orang di dalam?
Acara akan dimulai.
Bangun!
Engkau tak bisa mengingat di manakah itu.
Apakah mimpi ini berhenti?
Sang ular pucat keemasan mengkilap dan menyusut
Kami takut menyentuhnya.
Seprei sepanas penjara mati.
Dan ia disampingku, tua,
Dia, bukan; muda.
Rambut merahgelapnya.
Kulit lembut yang putih.
Kini, berlarilah menuju cermin di kamarmandi,
Lihat!
Dia datang ke mari.
Aku tak bisa hidup melalui setiap abad yang perlahan
karena gerakan dia.
Kubiarkan pipiku meluncur turun
Ubin halus yang dingin
merasakan darah dingin menyengat yang bagus.
Desisan halus ular-ular
hujan…
~~~
Aku pernah punya sebuah permainan kecil
Aku suka merayap kembali ke dalam otakku
Aku pikir engkau tahu permainan yang kumaksud
Maksudku permainan yang disebut “Jadilah Gila”
Kini engkau harus mencoba permainan kecil ini
Hanya menutup matamu lupakan namamu
lupakan dunia, lupakan orang-orang
dan kita akan membangun sebuah menara yang berbeda.
Permainan kecil ini menyenangkan untuk dilakukan.
Tutup saja matamu, tak akan kehilangan apa-apa
Dan aku di sini, aku juga akan
Melepaskan kendali, kita akan mendobrak
~~~
Jauh ke belakang ke otak dalam
Jauh ke belakang dunia penderitaan
Ke belakang di mana tidak pernah ada hujan
Dan hujan jatuh dengan lembut ke atas kota
Dan ke atas kepala kita semua
Dan dalam labirin arus di bawahnya
Kehadiran tak tergali hening
bukit yang gugup berdiam dalam bukit-bukit lembut di sekitarnya
Reptil berlimpahan
Fosil-fosil, gua-gua, ketinggian udara dingin
Setiap rumah mengulang cetak bentuknya
Jendela-jendela digulung
Sebuah mobil binatang buas terkunci melawan pagi
Semuanya kini sedang tidur
Karpet-karpet diam, cermin-cermin menganggur
Debu buta di bawah ranjang pasangan-pasangan yang sah
Luka di seprei-seprei
Dan anak-anak perempuan, berpuas dengan air mani
Mata-mata pada puting mereka
Tunggu! Ada satu pembantaian di sini
Jangan berhenti bicara atau melihat ke sekeliling
Sarung tanganmu dan kipas angin ada di tanah
Kita akan keluar dari kota
Kita akan berlari
Dan engkau adalah salah seorang yang kuinginkan datang!
~~~

Tak menyentuh bumi, tak melihat matahari
Tak ada yang tersisa untuk dilakukan kecuali lari, lari, lari
Ayo lari, ayo lari
Rumah di atas bukit, bulan masih membentang
Bayangan-bayangan pepohonan menyaksikan angin semilir liar
Ayo, sayang, berlarilah bersamaku
Ayo lari
Berlarilah bersamaku, berlari bersamaku, berlari bersamaku
Ayo lari
Rumah besar itu hangat di puncak bukit
Kaya dengan kamar-kamar dan kenyamanan-kenyamanan di sana
merah adalah tangan kursi-kursi mewahnya
Dan engkau tak akan tahu apapun sampai engkau masuk
Mayat presiden yang mati di mobil supir
Mesinnya menyala dengan lem dan aspal
Datang bersama-sama, tidak bergerak terlalu jauh
Menuju timur menemui Tsar
 
Berlarilah bersamaku, berlari bersamaku, berlari bersamaku
Beberapa penjahat hidup di tepi sebuah danau
Anak-anak perempuan menteri jatuh cinta dengan ular
Yang hidup di dalam sebuah sumur di tepi jalan
Bangunlah, gadis! Kita sudah hampir sampai di rumah
Matahari, matahari, matahari
Terbakar, bakar, bakar,
Bulan, bulan, bulan
Aku akan mendapatkanmu segera…segera…segera!
Aku adalah Raja Kadal
Aku bisa melakukan apapun
~~~
Kami turun ke sungai-sungai dan jalan-jalan besar
Kami turun dari hutan-hutan dan air terjun-air terjun
Kami turun dari Carson dan Springfield
Kami turun dari Phoenix yang terpesona
Dan aku bisa memberitahumu nama-nama kerajaan
Aku bisa memberitahumu hal-hal yang engkau tahu
Mendengarkan segenggam keheningan
Memanjat lembah menuju tempat teduh
~~~
Selama tujuh tahun aku berdiam dalam istana pengasingan yang longgar
Memainkan permainan-permainan dengan gadis-gadis pulau
Kini aku datang lagi ke tanah keadilan
Dan kekuatan dan kebijaksanaan
Saudara-saudara dan saudari-saudari hutan pucat
Anak-anak malam
Siapa di antara engkau yang akan berlari bersama sang pemburu?
Kini malam tiba dengan legiun ungunya
Mundurlah kini ke tenda-tendamu dan ke mimpi-mimpimu
Esok kita masuk ke kota kelahiranku
Aku ingin bersiap
The Celebration of The Wizard (1970)
Jim Douglas Morrison (1943–1970)

Wednesday, May 28, 2025

Rahasia Diri (17-46)

Aku bikin bisu para musisi ketika mereka berkumpul,
Aku pukul sanubari semua yang mendengarku
Karena kecapi kejeniusanku memiliki melodi yang langka:
Bahkan bagi kawan sejawat pun laguku asing.
Aku lahir ke dunia sebagai sebuah matahari baru,
Aku belum tahu cara dan gaya langit:
Bintang-bintang belum pergi dari hadapan kemegahanku
Air raksaku pun belum bergejolak;
Laut adalah yang tak tersentuh oleh sinar tarianku
Gunung-gunung adalah yang tak tersentuh oleh warna merahtuaku
Mata keberadaan tak familiar denganku;
Aku bangkit gemetar, takut menunjukkan diriku.
Dari Timur subuhku tiba dan mengarahkan Malam,
Sebutir embun segar berdiam di atas mawar dunia.
Aku menantikan para rahib yang bangun di waktu fajar:
Oh, bergembiralah mereka yang akan memuja apiku!
Aku tak butuh telinga hari Ini,
Aku adalah suara penyair hari Esok.
Zamanku sendiri tak mengerti makna-makna dalamku,
Yusufku tidak untuk pasar ini.
Aku putus asa dengan sejawat-sejawat lamaku,
Sinaiku terbakar demi Musa yang datang.
Laut mereka hening, seperti embun,
Tetapi embunku dilanda badai, seperti lautan.
Laguku dari dunia lain dari lagu-laguku mereka:
Lonceng ini mengimbau para musafir untuk mengambil jalan.
Seberapa sering seorang penyair yang setelah mati
Membuka mata kita ketika matanya sendiri tertutup,
Dan bergerak bertualang lagi dari ketiadaan
Ketika mawar-mawar mekar di atas tanah kuburannya!

Muhammad Iqbal (1877-1938)
Diterjemahkan dari versi Bahasa Inggris Asrar-I Khudi berjudul The Secrets of The Self. Terjemahan dari Persia ke Bahasa Inggris oleh Reynold A Nicholson–1920).

Wednesday, May 21, 2025

Ini Kakiku Tuan

loteng dan jendela sepatu luncur esku di dinding
para Pengkhotbah bisa melihat pintu kayu kuning pucat kamar mandi
kamar kecil kaki-kaki muda bulu-bulu kaki hitam berkilau
“ini kakiku tuan.”
kilau tunggul membasuh cakrawala lavendernya
merasakan erangan anak lelaki dan juga maksudnya
wajah seorang bocah jelek di meja dokter
aku adalah bayangan lilin senja dan kaca jendela yang aneh
aku adalah noda dan merengeki waktu yang hilang di bayangan langit
bintik-bintik air terpolusi di bawah kaca jendela cakrawala lavendernya
noda digerayangi oleh beberapa bocah lelaki dingin kehilangan marmer di ruangan
meja dokter bercambang…wajahnya…
kulit si bocah menyebar menjadi sesuatu yang lain
“KRISTUS APA ITU?” IA menjerit
daging dan tulang mawar tornado
“ITU SAKIT”
aku adalah noda dan merengeki bulu belakang kaki yang kemilau
kertas perak di dalam angin berjumbaian suara kota yang jauh.

My Legs Senor (Reality Studio from Second Aeon 16/7 1973)
William S Burroughs (1914-1997)

Friday, May 16, 2025

Aku Dikunjungi oleh Seorang Editor dan Seorang Penyair

aku baru saja menang 115 Dollar dari para penggeleng kepala dan
telanjang di atas ranjangku
mendengarkan sebuah opera seseorang dari para orang Italia
dan baru saja mengusir seorang wanita kendor
ketika ada sebuah ketukan di pintu,
dan sejak para polisi menggeledah sebulan atau lebih yang lalu,
aku jadi berteriak gelisah–
siapa sih ini? apa yang kau inginkan, bung?
aku penerbitmu! seseorang berteriak balik,
dan aku berteriak, aku tidak punya penerbit,
coba pintu sebelah, dan dia balik berteriak,
kau Charles Bukowski, bukan? dan aku bangkit dan
mengintip melalui terali besi untuk memastikan itu bukan polisi,
dan kupakai jubah mandi pada ketelanjanganku,
menendang sebuah kaleng bir dari jalan dan menyuruh mereka masuk,
seorang editor dan seorang penyair.
hanya seorang yang minum bir (si editor)
jadi kuminum dua, satu yang tadinya untuk si penyair dan satu untuk diriku sendiri
dan mereka duduk di sana berpeluh dan melihatku
dan aku duduk di sana berusaha menjelaskan
bahwa aku bukanlah benar-benar seorang penyair dalam arti biasa
kuceritakan mereka tentang peternakan dan rumah jagal
dan lintasan pacu dan kondisi beberapa penjara kita,
dan si editor tiba-tiba mengeluarkan lima majalah dari portofolio
dan melemparkannya ke sela-sela kaleng bir
dan kami bicara tentang Bunga-Bunga Setan, Rimbaud, Villon,
dan beberapa yang mirip penyair modern:
JB May dan Wolf si Hedley sangat rapi, kuku jari bersih, dan sebagainya;
aku minta maaf soal kaleng bir, brewokku, dan semua yang ada di lantai
dan tak lama kemudian semua orang menguap
dan si editor tiba-tiba berdiri dan aku berkata,
kau pergi?
dan kemudian si editor dan si penyair berjalan ke arah pintu
dan kemudian aku berpikir baiklah sialan mereka mungkin tidak suka
apa yang mereka lihat
tetapi aku tak menjual kaleng bir dan opera Italia dan
kaus kaki bolong di bawah tempat tidur dengan kuku-kuku kotor,
aku menjual rima dan hidup dan baris kata,
dan aku berjalan dan membuka sebuah kaleng bir baru
dan aku melihat lima majalah dengan namaku di sampulnya
dan aku bertanya-tanya apa maksudnya,
bertanya-tanya apakah kita menulis puisi atau berkerumun bersama dalam
sebuah tenda besar
                        menjepit lubang pantat.

I Am Visited by an Editor and a Poet (Poetry.org from The Roominghouse Madrigals: Early Selected Poems 1946-1866)
Charles Bukowski (1920-1994)

Sunday, May 4, 2025

Ngent*tin Jiwa

Bak rendam di Hotel Bowery
luar biasa tetapi lebih baik sendirian.
Seperti seks secara umum karena
ngent*tin jiwamu jarang membuat tua.
Makan siang adalah makanan paling sedih hari ini
dan Oktober indah.
Seharusnya datang sekitar dua kali
tetapi ternyata tidak. Beberapa hal
tunggal. Aku memikirkan engkau selalu
bahkan jika orang-orang bilang engkau tak baik.
Apa yang mereka tahu soal
ngent*t jiwa lagi pula?
Sedih betapa bahkan seks
menjadi memakan sebiji jeruk.
Menarik di awal dan kemudian
mencair. Hanya air.
Dan aku tahu kita tidak ngent*t
tetapi seperti berdiri
di depan sebuah lukisan.
Lebih menarik ketimbang
mengetahui sang seniman di atas bumi.
Orang-orang tak akan mengerti
satu sama lain di dunia ini. Benar-benar tidak.
Kita tidak dikenal seperti setiap musim dingin
atau pikiran apa yang melompat
pada seseorang di hari itu. Tak seorangpun
mengenalku persis seperti engkau.
Seorang pribadi memakan sebiji jeruk.
Berjalan di Jalan Bond.
Mencoba sepatu yang tak akan kukenakan
hanya untuk melihat diriku seperti orang lain.
Tak ada diri yang benar-benar.
Tak seorang pun menyentuh dasar apapun.
Aku hanya ingin jiwa
dan aku akan ngent*t jiwa denganmu
di mana saja. Lagi pula.
Aku bisa menonton engkau
mengupas sebiji jeruk selamanya.
Dan tepat sebelum mati
kita harus memikirkan hal-hal terkecil.
Aku bersedia bertaruh untuk ini.
Bukan pada seks atau mengapa setan ada.
Bukan di mana jiwa hidup sepenuhnya.
Lebih seperti seberkas wajah yang
mengenali engkau dari kejauhan.
Sebuah suara yang terasa intim
di momen sebelum
engkau benar-benar berbalik.
Engkau adalah momen itu bagiku.
Engkau adalah berbalik.
Dan ya, aku akan ngent*t jiwa denganmu
menuju keabadian. Aku akan ngent*t jiwa
denganmu tidak seperti siapapun.

Soul Fucking (Ecstasy–2025)
Alex Dimitrov (1984 - )

Monday, April 28, 2025

Dialog-Dialog (Menentang Tuhan)

seberapa kecil engkau merasa

berdiri di tepi Ngarai Bryce

                        tetapi kita selalu kecil

ayahku kembali mulai filosofis

untuk menyebut mengembara menjauh dari siapapun

dia mungkin sudah

bicara kebodohan satu jam

dengannya kami memahat waktu menjadi kehidupan

hidupku bukanlah hidupku

bahwa aku harus mengatakan aku         bahwa aku adalah anak perempuan yang

dianakperempuankan

bahwa kita mungkin berpikir berbeda

bahwa kita berdiri di selisih yang lain

jauh satu sama lain di suatu hari yang berubah tak terkendali dari kejauhan

karena inilah tangisannya mencuci kata-kataku dengan bantahan yang sama

tetapi kita selalu kecil

untuk mengatakan

                                    kita tidak sebagus di sini atau di sana

dalam statisnya jam ketika aku memanggil senja

dan dia memanggil makan malam

                                    hening menahan nafasnya

(“aku belum mati. Tak ada yang tersisa, biarkan saja ‘yang untuk diucapkan’”)

menggangguku bahwa ia mendaku mengetahui pikiranku

ketika lebih sering suatu pikiran bersembunyi seperti matahari dalam kabut

aku meminta padanya sebuah ngarai

sebuah gambar ia menantang kemampuan langit paling biru

bukankah terlalu berlebihan membayangkan ia berdiri dalam pesona

                                    apakah kau melihat dahan pinus aspen yang
                                    pendiam lebih suci-ketimbang-pohon-pohonmu

                                    apakah kau melihat pengairan yang kalem sebuah sungai
                                    sebuah anak sungai dan menjauh ke barat

                                    laut dan negeri kelahiranmu

aku tidak berpikir engkau akan menggunakan sebuah kata

seperti orang suci yang memperhatikanmu dari tempat di mana suaranya duduk sendirian

(taksetuju dan ayahku yang kesepian)

                                    apa yang akan kau dapatkan untuk makan malam ini

                                    berapa kali engkau akan menutup sirkelmu
                                    malam ini

                                    siapa yang akan bicara padaku dan mengapa
                                    malam ini                

                                    ya aku bilang sepanjang waktu

                                    suci suci suci

                                    aku tidak bermaksud aku bermaksud atau mengerti

Dialogues (Againts God) (The Nation, April 18th 2025) 
Jennifer Chang ()

Wednesday, April 16, 2025

Batu Hitam Pada Sebongkah Batu Putih

Aku akan mati di Paris dengan hujan badai
pada suatu hari yang sudah ada dalam ingatanku
Aku akan mati di Paris–dan aku tak akan malu–
Barangkali di hari Kamis, sebagaimana hari ini, di musim gugur.

            Bakal di hari Kamis, karena hari ini, Kamis, ketika aku
      menceritakan
baris-baris ini, ku bertumpu pada lengan atasku dengan suasana hati yang buruk
dan, hari ini seperti tak pernah sebelumnya, aku membalikkan badan,
dengan semua jalanku, untuk melihat diriku sendiri.

            Cesar Vallejo telah mati: mereka terus memukulinya,
semua orang, sekalipun ia tak melakukan apapun pada mereka,
mereka melakukannya dengan keras terhadapnya dengan tongkat dan keras

            juga dengan tali: para saksi adalah
para hari Kamis dan tulang-tulang lengan atas,
kesendirian, hujan, jalan-jalan…

Black Stone on A White Stone (Poetry–April 2008) dari judul asli ‘Piedra Negra Sobre Una Piedra Blanca’ terjemahan Rebecca Seiferle.

Cesar Vallejo (1892-1938)
 

Sunday, April 13, 2025

Tanpa Judul

30 Desember 2023

Dan sehari berlalu, dan tank-tank, dan langit adalah festival anak-anak melayangkan layang-layang, dan darah
                         mengalir di belakang sebuah mobil yang terengah-engah
Dan sehari berlalu, dan pesawat-pesawat, dan tenda pengungsi
melakukan pertaruhan
                         dengan waktu: musim dingin terlambat.
Dan sehari berlalu, dan para penembak jitu, dan di pasar saja tak ada garam:
maka aku berkata:
                         jangan cemas, para pedagang punya banyak kesedihan.
Dan sehari berlalu, dan artileri, tetapi penguburan tetanggaku berjalan
dengan
                        perlahan, mengapa terburu-buru di waktu seperti ini!
Dan sehari berlalu, dan siaran berita baru, dan ketika senja datang, sedikit
                        gembira mendapati kami semua di sana tanpa satupun yang hilang,  
                        kecuali rumah.

(Diterjemahkan dari Bahasa Arab oleh Emma Zghal, Khaled al-Hilli, dan Ammiel Alcalay untuk Brooklyn Translation Collective.)

Untitled (The New Yorker -March 18th 2025)
Nasser Rabah (1963– )


Thursday, March 27, 2025

Perempuan dalam Sebuah Lanskap

Aku tidak butuh lukisan untuk mengingat
Sungai Westfield melingkar di bawah
tebing-tebing curam, matahari membakar wajah
menengadahku yang berparas jelas, tanganku yang kaku
dan kakiku yang menekuk berusaha untuk tampak rileks
di atas bebatuan demi Deborah berlatih
lukisan figuratifnya. Telanjang, aku ingin
menjadi berguna baginya di lapangan warna-warna
Juli dan Agustus–di mana aku kesakitan
karena melindungi rasa maluku dengan jubahku,
untuk menukar tubuhku yang baru saja 24 tahun
yang telah diterima untuk seseorang
yang bisa kukagumi sebagaimana aku mengaguminya.
Tetap saja, ketika dia mengirimku sebuah PDF lukisan
berusia lima puluh tahun–pepohonan hemlock dan pinus
menghalangi air–aku ingat ketika berjalan
menuruni bukit dengan senterku, seorang gadis kota
yang bodoh ketakutan di jalan berkerikil dengan suara aneh.
Aku berusaha untuk berani, setiap hari di mejaku,
berusaha menemukan bahasa untuk hasrat lesbianku
saat melewati Rute 9 dibasahi gerimis
bersama Deb melalui Hadley dan Williamsburg.
Ketika aku melihat lukisan itu saat ini
aku berharap dulu aku menemukan beberapa kelembutan
untuk orang yang berbaring di bebatuan–
bergairah, tekun dengan dada muda dan perutnya
yang tak sempurna.
Andai saja aku melihatnya anggun
di hadapan sungai biru-perak, bangkit bersama
keraguan dan ketakutannya pada kaki-kaki yang bisa diandalkan
sepanjang musim untuk panas melompat dari batu ke tepian.

Woman In A Landscape (The New Yorker–March 24th 2025)
Robin Becker (1951 - )

Wednesday, March 19, 2025

Tentang Membeli dan Menjual

Dan seorang pedagang berbicara, Bicaralah pada kami tentang Membeli dan Menjual.

Dan dia menjawab dan berkata:

Untukmu bumi menghasilkan buahnya, dan engkau tidak akan kekurangan jika engkau tahu bagaimana cara mengisi tanganmu.

Dalam pertukaran karunia-karunia bumi engkau akan temukan keberlimpahan dan terpuaskan.

Namun pertukaran yang tidak dengan cinta dan adil bisa tetap terjadi tetapi menggiring beberapa orang pada ketamakan dan yang lain pada kelaparan.

Ketika di pasar–suruh para pekerja laut dan ladang dan kebun anggurmu bertemu tukang jahit dan tukang pecah-belah dan pengumpul rempah-rempah,

Bangkitkan roh sang pemilik bumi, untuk datang ke tengah-tengahmu dan menyucikan timbangan dan penghitungan yang menimbang nilai dengan nilai. Dan jangan biarkan mereka yang bertangankosong ambil bagian dalam transaksimu, yang akan menjual jerih payahmu dengan kata-katanya.

Kepada beberapa orang engkau harus bilang:

“Ikutlah dengan kami ke ladang, atau pergilah dengan saudaramu ke laut dan lemparkan jalamu;

Karena tanah dan laut akan bermurah hati kepadamu sebagaimana kepada kami.”

 

Dan jika ada para penyanyi dan penari dan pemain seruling datang,–beli jugalah hadiah-hadiah mereka.

Karena mereka juga adalah pengumpul buah-buahan dan wewangian, dan apa yang mereka bawa, meskipun terbuat dari mimpi, adalah pakaian dan makanan bagi jiwamu.

Dan sebelum engkau meninggalkan pasar, lihatlah tak seorang pun pergi dengan tangan kosong.

Karena roh pemilik bumi tidak akan tidur dengan damai di atas angin sampai kebutuhan terkecilmu terpuaskan.

About Buying and Selling (The Prophet -1923)
Kahlil Gibran (1883-1931)


Saturday, March 15, 2025

[Aku bertemu seorang lelaki lelaki yang sedang sekarat]

Aku bertemu seorang lelaki lelaki yang sedang sekarat dan ‘ku bilang aku pun begitu. Bertemu seorang lelaki mati dan ‘ku bilang aku pun begitu. Mesti mati karena hidup tak bisa menemui mati dan dia bilang dia pun begitu. Tidakkah kau tahu yang mati bisa jatuh cinta katanya. Itu fakta. Tidakkah kau tahu yang mati jatuh cinta lebih baik dari yang hidup karena tak lagi kehilangan apa-apa. Akar semua kesedihan. Skeptis bertahan ketika aku melangkah maju dengan sepatu bot tujuh ligaku seakan di dalam kisah dongeng “Hop-o’-My-Thumb” dari sebuah buku cerita dongeng Jerman yang diberikan kepadaku ketika aku mengalami cacar ayam. Menggaruki tubuhku yang terluka, sang raksasa ditanduk sampai mati oleh binatang-binatang buas. Tujuh liga pada setiap langkah menuju seorang pemain banjo yang mati dalam suasana hati yang buruk. Memesona. Atau zauberhauft dalam Bahasa Jerman.

[I met a man a dying man] (frank: sonnets–2021)
Diane Seuss (1956 - )

Sunday, March 9, 2025

Agenda Hydrangea

Indah=Bangsa
Buruk=Bangsa
Taman Para Wanita sedang Terjadi
Para Pengunjung Amerika
Kata Amerika Baru
Indahnya Publisitas
Ujung Tangkai Pel Ibu
Bintik-bintik Cincin
Ayun Aku
Baik, Nyonya
Halus=Blus
Yankee=Blus
Baik, Nyonya
Ayunkan Aku
Ayah, senang bertemu denganmu
Walikota, perjalanan yang melelahkan
Jenderal M & Jenderal H
Ujung Tangkai Pel Ibu
Aku melihat bintik-bintik cincin
Penglihatan yang baik untuk mata tuaku
Baik, Nyonya
Kacamata Ray-Ban
Maka Ayunkan Aku
Ayunkan Aku
Oh Ayunkan Aku
1. Pawai Para Pengawas Pemerintah Kolonial Jepang
2. Pawai Para Pengawas ROK Republik Pertama
3. Pawai Para Pengawas Komunis DPRK
4. Pawai Pasukan Pengawas Gabungan ROK-PBB
Pengawas, kemudian seorang Pengawas ROK-PBB menyeret jenazah
saudaranya?
Pengawas=Untuk Hidup!
Jenderal=Untuk Hidup!
Presiden=Untuk Hidup!
Meski begitu, aku melihat kancing-kancing dan bintik-bintik cincin
Walikota, keluarkan itu. Ini 15 Agustus, 1948
Dia tersenyum padaku
Hydrangea yang Menyenangkan
Halus=Blus dan Yankee=Blus
Saling menyambut hangat
Aku melihat Buruk=Penerjemah
Baik, Nyonya
Aku=Gook

Hydrangea Agenda (Poetry Foundation from Hardly War-2016)
Don Mee Choi (1962– ) 

Thursday, February 27, 2025

Menjahit Setelan Kebebasan

            Ukur untuk menentukan ukurannya.

Seberapa mewah jaket dan lengannya, sisi dalamnya.

            Taksir dari bahu ke bahu panjangnya.

Ukur leher, dada, pinggang. Catat

            Dimensinya di atas kertas coklat. Sebaliknya

Di ladang hijau imajinasimu.

            Kapan dan di mana engkau akan mengenakan setelanmu.

Pertimbangkan. Jalankan

            Sebuah tugas di kota, seakan-akan itu untuk orang lain?

(Tahu menyembunyikan dalam penglihatan kaku sebagai semacam keterusterangan.)

            Lompati sapu atau penyingkapan yang lain

Tentang kebahagiaan besar? Pola mana yang akan didukung?

            Tiga lembar dengan jaket dan celana panjang ideal untuk musim dingin?

Rompi untuk menahan dingin di manapun ia ada

            Tak ada musim dingin? Pasang jumlah

kancing yang tak masuk akal? Buat pola. Pilih

            Pabrikanmu. Sematkan kertas cetak biru ke
pakaian

mu. Potong pinggiran kertas

            polakan lembaran-lembarannya, lalu potong lagi
di sayap-sayap

Ladang hijau imajinasimu.

To Sew A Freedom Fruit (The New Yorker–February 24th 2025)
Danielle Legros Georges (1964-2025)

Friday, February 14, 2025

Aku tak Ingin Menulis tentang Cinta

Bagaimana dengan sarapanku yang tak sehat?
atau kain pel tua yang perlu diganti?
Patsy Cline main lompat tali
“Kau membuatku mencintaimu…”

Aku mengutuk, mengangkat jarum.
Ada seekor marmut tanah lagi di halamanku.
Dia sendirian, dan kenyang,
mengunyah rerumputan musim dingin.

Aku akan bicara tentangnya! Perut bundarnya yang menggemaskan.
Dia bergegas ketika aku membuka pintu.
Tebak, aku akan mendapatkan tema yang lain.
Bagaimana dengan lelaki dari Ekuador yang kucium?

Itu bukan cinta dan dia menunjukkan ketertarikan yang besar
pada koleksi rock-ku yang tak ada apa-apanya.
Kukatakan padanya sebuah kebohongan tentang aku belajar arkeologi.
Cinta tak berdusta, jadi itu aman untuk disebutkan.

Pengalih perhatian itu bagus.
Aku menggambar sebuah bak mandi dan menyesali lilin yang kunyalakan.
Baunya seperti engkau, yang membawaku kembali.
Oleh karenanya, aku memikirkan perempuan-perempuan tua.

Mereka berpakaian sebagaimana mereka mau
dan minum wine kotak dari kulkas.
Karamel Inggris, juga.
Kemudian mereka mengerutkan bibir dan menyebut

mantan suami-suami dan istri-istri mereka.
Sial.
Kembali ke alat pel.
Aku benar-benar butuh yang baru.

I Do Not Want to Write About Love (Love is A Dog That Bites When It’s Scared–2025)
Courtney Marie Andrews (1990- )

Monday, February 10, 2025

k.o.d.a.k

       pembelaan untuk george franju

bayangkan ini. aku akan memerankan pembunuh. 16 milimeter.
hitam arang dan putih gading. kontras paling murni. selaput pelangi tertutup.
membuka biji wijen. Selembar layar putih satin krem.
di atas pernikahan itu seekor kucing persia putih. seekor hewan
peliharaan di tangan. dengkuran susu. mengangkat panci perlahan. adalah aku yang melihat. mengenakan setelan hitam sutra. kacamata hitam. sarung tangan anak.
seperti orang sinis hukum juga diizinkan. aku sudah pulang dari opera. kucing mencari mangsa tom si kucing. jika aku lelaki itu bukan soal.

aku di ujung balkon. itu adalah beberapa kisah yang terjatuh.
bagaimana aku mengeksekusi jalan bergayaku yang brilian? itu terserah
padamu, franju. tetapi di sinilah aku. mematuk di kusen
jendelanya seperti seekor burung biru yang dekil. punggung
leherku basah. aku duduk di sana berjam-jam.
sebuah permainan catur manusia. dia mengambil langkah pertama.

itu sangat sederhana. dia bangkit untuk membenarkan
stokingnya yang kendur. paku-paku paskahnya bisa menggunakan
sedikit oli. gerak tikarnya terbayang
pada kain kulit hitam paten. merekam kesombongan
yang berantakan. citra cermin. lihat si pencium
menatap dari mika itu. lipstiknya tebal
sampai kau bisa mengukir inisialmu di atasnya.   

bukan aliasnya bukan aku. inisialku adalah PLS dan aku akan
senang meninggalkan monogramku. rekam close-up
kepalan tinjuku yang tenang. aku dingin seperti mentol, semacam
yakin bahwa seseorang akan mencapai melalui hidung yang terbuka.

kokain. aku bisa melakukannya. lihat aku mengangkat jemari
berbuluku. cambang biru gatal pada sebatang leher putih berdaging.
aku menyerang. dia tidak sebanding denganku. dingin melengketkan
sentuhan gurita. aku lepaskan sarung tanganku.
berjuang berjuang. lemah lemah. dia pergi.

ketika kredit pembuka berputar. si pembunuh,
gesit seperti seorang atlet, melarikan diri.
bermekaran dari atap ke atap.
berpacu melawan wujud piramid
ke seine yang hitam.

mencari musik pesta. si pembunuh.
16 mm. hitam dan putih.
g. franju. bersama patti smith.

george franju. mediakan aku.
rekam aku dengan kodak.
aku akan melakukannya cuma-cuma

k.o.d.a.k (Poetry Foundation; Early Work 1970-1979)
Patti Smith (1946– )

Monday, February 3, 2025

Hal-hal yang Dikatakan ketika Dia telah Pergi

Cabang pikiran-pikiranku lemah malam ini
Seperti angin sendirian yang mencambuk rumput liar
Tak terlalu peduli aku apakah tetes hujan tertawa
Atau menangis; aku tak hirau

Menjadi remeh kini seperti sebuah bintang berkelip
Atau menangkap sebuah nyanyian burung malam
Seluruh hidupku adalah engkau, di malam ini
Dan engkau, bulan sejuk di kejauhan.

Dengan sedikit kata-kata lembut untuk memelihara hatiku
Dan sinar yang lebih terang mengikuti pancuran cinta yang sejuk
Siapa yang tahu kecuali angin mencambuk rumput yang lemah ini
Mungkin menggendongmu wahai sekuntum bunga yang indah!

Things Said When He Was Gone (Poets.org, February 2nd 2025)
Blance Taylor Dickinson (1896-1972)

Monday, January 27, 2025

Romeo & Juliet (Penutup)

Pangeran:

Bersama kedamaian gelap yang dibawa oleh pagi ini
Matahari kesedihan tak akan menyingsingkan kepalanya
Maka pergilah untuk lebih banyak membicarakan hal-hal sedih ini
Beberapa orang akan diampuni, dan beberapa akan disanksi
Agar tak ada kisah yang lebih bermusuhan lagi
Ketimbang kisah Juliet dan sang Romeonya ini.

William Shakespare (1564–1616)
Romeo & Juliet (1597)