Wednesday, May 28, 2025

Rahasia Diri (17-46)

Aku bikin bisu para musisi ketika mereka berkumpul,
Aku pukul sanubari semua yang mendengarku
Karena kecapi kejeniusanku memiliki melodi yang langka:
Bahkan bagi kawan sejawat pun laguku asing.
Aku lahir ke dunia sebagai sebuah matahari baru,
Aku belum tahu cara dan gaya langit:
Bintang-bintang belum pergi dari hadapan kemegahanku
Air raksaku pun belum bergejolak;
Laut adalah yang tak tersentuh oleh sinar tarianku
Gunung-gunung adalah yang tak tersentuh oleh warna merahtuaku
Mata keberadaan tak familiar denganku;
Aku bangkit gemetar, takut menunjukkan diriku.
Dari Timur subuhku tiba dan mengarahkan Malam,
Sebutir embun segar berdiam di atas mawar dunia.
Aku menantikan para rahib yang bangun di waktu fajar:
Oh, bergembiralah mereka yang akan memuja apiku!
Aku tak butuh telinga hari Ini,
Aku adalah suara penyair hari Esok.
Zamanku sendiri tak mengerti makna-makna dalamku,
Yusufku tidak untuk pasar ini.
Aku putus asa dengan sejawat-sejawat lamaku,
Sinaiku terbakar demi Musa yang datang.
Laut mereka hening, seperti embun,
Tetapi embunku dilanda badai, seperti lautan.
Laguku dari dunia lain dari lagu-laguku mereka:
Lonceng ini mengimbau para musafir untuk mengambil jalan.
Seberapa sering seorang penyair yang setelah mati
Membuka mata kita ketika matanya sendiri tertutup,
Dan bergerak bertualang lagi dari ketiadaan
Ketika mawar-mawar mekar di atas tanah kuburannya!

Muhammad Iqbal (1877-1938)
Diterjemahkan dari versi Bahasa Inggris Asrar-I Khudi berjudul The Secrets of The Self. Terjemahan dari Persia ke Bahasa Inggris oleh Reynold A Nicholson–1920).

Wednesday, May 21, 2025

Ini Kakiku Tuan

loteng dan jendela sepatu luncur esku di dinding
para Pengkhotbah bisa melihat pintu kayu kuning pucat kamar mandi
kamar kecil kaki-kaki muda bulu-bulu kaki hitam berkilau
“ini kakiku tuan.”
kilau tunggul membasuh cakrawala lavendernya
merasakan erangan anak lelaki dan juga maksudnya
wajah seorang bocah jelek di meja dokter
aku adalah bayangan lilin senja dan kaca jendela yang aneh
aku adalah noda dan merengeki waktu yang hilang di bayangan langit
bintik-bintik air terpolusi di bawah kaca jendela cakrawala lavendernya
noda digerayangi oleh beberapa bocah lelaki dingin kehilangan marmer di ruangan
meja dokter bercambang…wajahnya…
kulit si bocah menyebar menjadi sesuatu yang lain
“KRISTUS APA ITU?” IA menjerit
daging dan tulang mawar tornado
“ITU SAKIT”
aku adalah noda dan merengeki bulu belakang kaki yang kemilau
kertas perak di dalam angin berjumbaian suara kota yang jauh.

My Legs Senor (Reality Studio from Second Aeon 16/7 1973)
William S Burroughs (1914-1997)

Friday, May 16, 2025

Aku Dikunjungi oleh Seorang Editor dan Seorang Penyair

aku baru saja menang 115 Dollar dari para penggeleng kepala dan
telanjang di atas ranjangku
mendengarkan sebuah opera seseorang dari para orang Italia
dan baru saja mengusir seorang wanita kendor
ketika ada sebuah ketukan di pintu,
dan sejak para polisi menggeledah sebulan atau lebih yang lalu,
aku jadi berteriak gelisah–
siapa sih ini? apa yang kau inginkan, bung?
aku penerbitmu! seseorang berteriak balik,
dan aku berteriak, aku tidak punya penerbit,
coba pintu sebelah, dan dia balik berteriak,
kau Charles Bukowski, bukan? dan aku bangkit dan
mengintip melalui terali besi untuk memastikan itu bukan polisi,
dan kupakai jubah mandi pada ketelanjanganku,
menendang sebuah kaleng bir dari jalan dan menyuruh mereka masuk,
seorang editor dan seorang penyair.
hanya seorang yang minum bir (si editor)
jadi kuminum dua, satu yang tadinya untuk si penyair dan satu untuk diriku sendiri
dan mereka duduk di sana berpeluh dan melihatku
dan aku duduk di sana berusaha menjelaskan
bahwa aku bukanlah benar-benar seorang penyair dalam arti biasa
kuceritakan mereka tentang peternakan dan rumah jagal
dan lintasan pacu dan kondisi beberapa penjara kita,
dan si editor tiba-tiba mengeluarkan lima majalah dari portofolio
dan melemparkannya ke sela-sela kaleng bir
dan kami bicara tentang Bunga-Bunga Setan, Rimbaud, Villon,
dan beberapa yang mirip penyair modern:
JB May dan Wolf si Hedley sangat rapi, kuku jari bersih, dan sebagainya;
aku minta maaf soal kaleng bir, brewokku, dan semua yang ada di lantai
dan tak lama kemudian semua orang menguap
dan si editor tiba-tiba berdiri dan aku berkata,
kau pergi?
dan kemudian si editor dan si penyair berjalan ke arah pintu
dan kemudian aku berpikir baiklah sialan mereka mungkin tidak suka
apa yang mereka lihat
tetapi aku tak menjual kaleng bir dan opera Italia dan
kaus kaki bolong di bawah tempat tidur dengan kuku-kuku kotor,
aku menjual rima dan hidup dan baris kata,
dan aku berjalan dan membuka sebuah kaleng bir baru
dan aku melihat lima majalah dengan namaku di sampulnya
dan aku bertanya-tanya apa maksudnya,
bertanya-tanya apakah kita menulis puisi atau berkerumun bersama dalam
sebuah tenda besar
                        menjepit lubang pantat.

I Am Visited by an Editor and a Poet (Poetry.org from The Roominghouse Madrigals: Early Selected Poems 1946-1866)
Charles Bukowski (1920-1994)

Sunday, May 4, 2025

Ngent*tin Jiwa

Bak rendam di Hotel Bowery
luar biasa tetapi lebih baik sendirian.
Seperti seks secara umum karena
ngent*tin jiwamu jarang membuat tua.
Makan siang adalah makanan paling sedih hari ini
dan Oktober indah.
Seharusnya datang sekitar dua kali
tetapi ternyata tidak. Beberapa hal
tunggal. Aku memikirkan engkau selalu
bahkan jika orang-orang bilang engkau tak baik.
Apa yang mereka tahu soal
ngent*t jiwa lagi pula?
Sedih betapa bahkan seks
menjadi memakan sebiji jeruk.
Menarik di awal dan kemudian
mencair. Hanya air.
Dan aku tahu kita tidak ngent*t
tetapi seperti berdiri
di depan sebuah lukisan.
Lebih menarik ketimbang
mengetahui sang seniman di atas bumi.
Orang-orang tak akan mengerti
satu sama lain di dunia ini. Benar-benar tidak.
Kita tidak dikenal seperti setiap musim dingin
atau pikiran apa yang melompat
pada seseorang di hari itu. Tak seorangpun
mengenalku persis seperti engkau.
Seorang pribadi memakan sebiji jeruk.
Berjalan di Jalan Bond.
Mencoba sepatu yang tak akan kukenakan
hanya untuk melihat diriku seperti orang lain.
Tak ada diri yang benar-benar.
Tak seorang pun menyentuh dasar apapun.
Aku hanya ingin jiwa
dan aku akan ngent*t jiwa denganmu
di mana saja. Lagi pula.
Aku bisa menonton engkau
mengupas sebiji jeruk selamanya.
Dan tepat sebelum mati
kita harus memikirkan hal-hal terkecil.
Aku bersedia bertaruh untuk ini.
Bukan pada seks atau mengapa setan ada.
Bukan di mana jiwa hidup sepenuhnya.
Lebih seperti seberkas wajah yang
mengenali engkau dari kejauhan.
Sebuah suara yang terasa intim
di momen sebelum
engkau benar-benar berbalik.
Engkau adalah momen itu bagiku.
Engkau adalah berbalik.
Dan ya, aku akan ngent*t jiwa denganmu
menuju keabadian. Aku akan ngent*t jiwa
denganmu tidak seperti siapapun.

Soul Fucking (Ecstasy–2025)
Alex Dimitrov (1984 - )