Thursday, March 27, 2025

Perempuan dalam Sebuah Lanskap

Aku tidak butuh lukisan untuk mengingat
Sungai Westfield melingkar di bawah
tebing-tebing curam, matahari membakar wajah
menengadahku yang berparas jelas, tanganku yang kaku
dan kakiku yang menekuk berusaha untuk tampak rileks
di atas bebatuan demi Deborah berlatih
lukisan figuratifnya. Telanjang, aku ingin
menjadi berguna baginya di lapangan warna-warna
Juli dan Agustus–di mana aku kesakitan
karena melindungi rasa maluku dengan jubahku,
untuk menukar tubuhku yang baru saja 24 tahun
yang telah diterima untuk seseorang
yang bisa kukagumi sebagaimana aku mengaguminya.
Tetap saja, ketika dia mengirimku sebuah PDF lukisan
berusia lima puluh tahun–pepohonan hemlock dan pinus
menghalangi air–aku ingat ketika berjalan
menuruni bukit dengan senterku, seorang gadis kota
yang bodoh ketakutan di jalan berkerikil dengan suara aneh.
Aku berusaha untuk berani, setiap hari di mejaku,
berusaha menemukan bahasa untuk hasrat lesbianku
saat melewati Rute 9 dibasahi gerimis
bersama Deb melalui Hadley dan Williamsburg.
Ketika aku melihat lukisan itu saat ini
aku berharap dulu aku menemukan beberapa kelembutan
untuk orang yang berbaring di bebatuan–
bergairah, tekun dengan dada muda dan perutnya
yang tak sempurna.
Andai saja aku melihatnya anggun
di hadapan sungai biru-perak, bangkit bersama
keraguan dan ketakutannya pada kaki-kaki yang bisa diandalkan
sepanjang musim untuk panas melompat dari batu ke tepian.

Woman In A Landscape (The New Yorker–March 24th 2025)
Robin Becker (1951 - )

Wednesday, March 19, 2025

Tentang Membeli dan Menjual

Dan seorang pedagang berbicara, Bicaralah pada kami tentang Membeli dan Menjual.

Dan dia menjawab dan berkata:

Untukmu bumi menghasilkan buahnya, dan engkau tidak akan kekurangan jika engkau tahu bagaimana cara mengisi tanganmu.

Dalam pertukaran karunia-karunia bumi engkau akan temukan keberlimpahan dan terpuaskan.

Namun pertukaran yang tidak dengan cinta dan adil bisa tetap terjadi tetapi menggiring beberapa orang pada ketamakan dan yang lain pada kelaparan.

Ketika di pasar–suruh para pekerja laut dan ladang dan kebun anggurmu bertemu tukang jahit dan tukang pecah-belah dan pengumpul rempah-rempah,

Bangkitkan roh sang pemilik bumi, untuk datang ke tengah-tengahmu dan menyucikan timbangan dan penghitungan yang menimbang nilai dengan nilai. Dan jangan biarkan mereka yang bertangankosong ambil bagian dalam transaksimu, yang akan menjual jerih payahmu dengan kata-katanya.

Kepada beberapa orang engkau harus bilang:

“Ikutlah dengan kami ke ladang, atau pergilah dengan saudaramu ke laut dan lemparkan jalamu;

Karena tanah dan laut akan bermurah hati kepadamu sebagaimana kepada kami.”

 

Dan jika ada para penyanyi dan penari dan pemain seruling datang,–beli jugalah hadiah-hadiah mereka.

Karena mereka juga adalah pengumpul buah-buahan dan wewangian, dan apa yang mereka bawa, meskipun terbuat dari mimpi, adalah pakaian dan makanan bagi jiwamu.

Dan sebelum engkau meninggalkan pasar, lihatlah tak seorang pun pergi dengan tangan kosong.

Karena roh pemilik bumi tidak akan tidur dengan damai di atas angin sampai kebutuhan terkecilmu terpuaskan.

About Buying and Selling (The Prophet -1923)
Kahlil Gibran (1883-1931)


Saturday, March 15, 2025

[Aku bertemu seorang lelaki lelaki yang sedang sekarat]

Aku bertemu seorang lelaki lelaki yang sedang sekarat dan ‘ku bilang aku pun begitu. Bertemu seorang lelaki mati dan ‘ku bilang aku pun begitu. Mesti mati karena hidup tak bisa menemui mati dan dia bilang dia pun begitu. Tidakkah kau tahu yang mati bisa jatuh cinta katanya. Itu fakta. Tidakkah kau tahu yang mati jatuh cinta lebih baik dari yang hidup karena tak lagi kehilangan apa-apa. Akar semua kesedihan. Skeptis bertahan ketika aku melangkah maju dengan sepatu bot tujuh ligaku seakan di dalam kisah dongeng “Hop-o’-My-Thumb” dari sebuah buku cerita dongeng Jerman yang diberikan kepadaku ketika aku mengalami cacar ayam. Menggaruki tubuhku yang terluka, sang raksasa ditanduk sampai mati oleh binatang-binatang buas. Tujuh liga pada setiap langkah menuju seorang pemain banjo yang mati dalam suasana hati yang buruk. Memesona. Atau zauberhauft dalam Bahasa Jerman.

[I met a man a dying man] (frank: sonnets–2021)
Diane Seuss (1956 - )

Sunday, March 9, 2025

Agenda Hydrangea

Indah=Bangsa
Buruk=Bangsa
Taman Para Wanita sedang Terjadi
Para Pengunjung Amerika
Kata Amerika Baru
Indahnya Publisitas
Ujung Tangkai Pel Ibu
Bintik-bintik Cincin
Ayun Aku
Baik, Nyonya
Halus=Blus
Yankee=Blus
Baik, Nyonya
Ayunkan Aku
Ayah, senang bertemu denganmu
Walikota, perjalanan yang melelahkan
Jenderal M & Jenderal H
Ujung Tangkai Pel Ibu
Aku melihat bintik-bintik cincin
Penglihatan yang baik untuk mata tuaku
Baik, Nyonya
Kacamata Ray-Ban
Maka Ayunkan Aku
Ayunkan Aku
Oh Ayunkan Aku
1. Pawai Para Pengawas Pemerintah Kolonial Jepang
2. Pawai Para Pengawas ROK Republik Pertama
3. Pawai Para Pengawas Komunis DPRK
4. Pawai Pasukan Pengawas Gabungan ROK-PBB
Pengawas, kemudian seorang Pengawas ROK-PBB menyeret jenazah
saudaranya?
Pengawas=Untuk Hidup!
Jenderal=Untuk Hidup!
Presiden=Untuk Hidup!
Meski begitu, aku melihat kancing-kancing dan bintik-bintik cincin
Walikota, keluarkan itu. Ini 15 Agustus, 1948
Dia tersenyum padaku
Hydrangea yang Menyenangkan
Halus=Blus dan Yankee=Blus
Saling menyambut hangat
Aku melihat Buruk=Penerjemah
Baik, Nyonya
Aku=Gook

Hydrangea Agenda (Poetry Foundation from Hardly War-2016)
Don Mee Choi (1962– )